Penilaian
Kelas
Penilaian
kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat
dilakukan baik dalam susana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar
kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu
yang khusus. Penilaian dalam kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti
tes tertulis (paper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui
kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3 dimensi,
dan penilaian, unjuk kerja (performance)
Penilaian
kelas terbagi kedalam tiga kategori yaitu:
A. Penilaian
Formatif
Penilaian
formatif merupakan penilaian yang menyediakan informasi kepada siswa dan guru
untuk digunakan dalam memperbaiki kegiatan belajar dan mengajar. Hal ini sering
dilaksanakan secara informal dan berkelanjutan, meski mereka tidak
menyadarinya. Data dari penilaian-penilaian sumatif dapat digunakan dalam
formatif.
Penilaian
formatif yang dirancang secara terencana, terarah, dan terstruktur sebagai bagian
dari pembelajaran, maka dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Dalam kaitan dengan hal tersebut, Atkin, Black dan Coffey (2001)
memberikan ciri-ciri penilain formatif dalam bentuk pertanyaan berikut:
ü Kemana
tujuan anda?
Salah satu tujuan
ditetapkannya standar dalam penilaian misalnya semua siswa menjadi pembelajar
yang mandiri seumur hidupnya. Standar ini menekankan pentingnya penilaian diri
sendiri sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Para siswa perlu diberi
kesempatan untuk menilai dan mereflesikan pemahaman dan kemampuan ilmiah mereka
sendiri. Sebelum para siswa melakukan hal ini, mereka perlu memahami tujuan mempelajari
suatu pelajaran.
ü Di
mana anda sekarang?
Ketika siswa dengan
jelas memahami tentang tujuan mempelajari suatu pelajaran, para guru dan para
siswa perlu mengetahui di mana para siswa saat ini berdiri dalam hubungannya
dengan hasil yang akan dicapai.
ü Apa
yang anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
Merencanakan kurikulum
adalah salah satu manfaat utama dari data penilaian untuk membuat keputusan-keputusan
menyangkut:
Ø Kelayakan
pengembangan dari isi
Ø Ketertarikan
siswa akan isi pelajaran
Ø Efektivitas
dari kegiatan dalam menghasilkan hasil belajar yang diharapkan
Ø Evektifitas
dari pemilihan contoh-contoh, dan
Ø Pemahaman
dan kemampuan siswa harus dipergunakan sejak memilih kegiatan dan contoh-contoh
B. Penilaian
Sumatif
Anderson
(2003) menyatakan bahwa penilaian adalah proses dari pengumpulan informasi guna
membuat keputusan dari pengumpulan
informasi guna membuat keputusan. Penilain juga memiliki terminologi khusu guna
mendeskripsikan sekalian aktifitas yang dikerjakan oleh pengajar untuk
mendapatkan informasi tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap dari para
pembelajar. Pengumpulan data melalui penilai formal (tes objektif) dan data
informal (observasi atau daftar isian) termasuk aktivitas penilian ini (Marsh,
1996)
Huba
dan Freed (200) mendefinisikan penilaian sebagai proses dari pengumpulan dan
pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan pengertian tentang apa yang
sudah dipelajari oleh pembelajar dari pengalaman-pengalamannya.
Penilain
sumatif dilakukan pada akhir semester atau unit instruksional untuk menilai
kualitas dan kuantitas akhir pencapain belajar siswa atau kesuksesan dari
program instruksional.
Sehubugan
dengan definisi diatas, penilain sumatif lebih menekankan pada hasil dan
dilaksanakan satu kali untuk satu semester atau setiap akhir dari suatu program
instruksional.
C. Penilain
untuk Belajar (PuB)
Penilain
untuk belajar pada dasarnya adalah penilaian formatif yang dilaksanakan sesuai
dengan fungsi dan tujuan penilain formatif secara benar. Penilain untuk belajar
muncul sebagai akibat kegagalan pelaksanaan penilain formatif. Baik pada
tingkat luar negeri maupun dalam negeri.
Kegagalan pelaksanaan penilain formatif lebih banyak diakibatkan oleh
ketidaksiapan dan ketidaktahuan guru dalam mengimplementasikan penilaian
formatif. Hasil penelitian yang penulis lakukan baik pada guru-guru matematika
di beberapa daerah seperti sulawesi selatan dan yogyakarta memberi gambaran
bahwa memang pelaksanaan penilaian formatif belum berjalan.
Penilain
untuk belajar merupakan model penilaian yang lebih memihak pada membantu siswa
untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan, dengan
memberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang mereka telah pelajari, apa yang
mereka belum ketahui dan bagaimana pengalaman mereka dalam proses pembelajaran.
D. Prinsip
Keadilan dalam Penilaian
Pada
dasarnya penilaian perlu memberi kesempatan secara optimal pada setiap siswa
untuk menunjukkan kemampuan secara optimal pada setiap siswa untuk menunjukkan
kemampuan yang dimilikinya setelah mengikuti pembelajaran. Dalam praktik, tes
yang terstandardisasi secara tradisional kadang-kadang bias terhadap latar
belakang tertentu, kelas sosio-ekonomi, kelompok etnik, atau gender siswa (De
Lange, 1999)
Keadailan
bukan lagi menjadi isu ketika hasil penilaian digunakan untuk memberi label
atau pekerjaan pada siswa. Oleh sebab itu, perlu kiranya menilai siswa secara
konprenship dari hasil pekerjaan mereka mulai dari kemampuan menulis,
familiaritas dengan konteks masalah, membaca secara menyeluruh.
Standar
dalam penilain bisanya ditulis dengan keyakinan bahwa semua siswa diharapkan
untuk mengejar dan mencapai standar yang tinggi. Dalam standar, tugas-tugas
penilaian harus ditetapkan dalam berbagai macam konteks, melibatkan para siswa
dengan kepentigan dan pengalaman berbeda, dan tidak mengasumsikan perspektif
atau pengalaman dari jenis kelamin tertentu, rasila atau kelompok etnik.
Prinsip kesesuaian di dalam penilaian kelas harus jelas: penilaian adalah adil
dan patut mendukung semua siswa untuk memperoleh standar yang tinggi.
E. Orientasi
Penilaian Kelas
Hasil
penilaian kelas berguna:
1. Sebagai
umpan baik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga
termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajarnya
2. Untuk
memantau kemajuan dan mediagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga
dapat dilakukan pengayaan dan remidiasi
3. Sebagai
umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber
belajar yang digunakan
4. Sebagai
masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar seemikian rupa sehingga para
sisawa dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda
5. Sebagai
informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan
sehingga partisipasi orangtua dan komite sekolah dapat dtingkatkan
Atas dasar kegunaan
hasil penilaian kelas tersebut diatas, maka beberapa hal yang menjadi
keunggulan penilaian kelas, yaitu:
1. Pengumpulan
informasikemajuan belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana
yang menyenangkan dan memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa
untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya
2. Prestasi
belajar siswa terutama tidak dibandingkan denga prestasi kelompok, tetapi
dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya
3. Pengumpulan
informasi dilakukan dengan berbagai cara gambaran kemapuan siswa dapat lengkap
terdeteksi atau terungkap
4. Siswa
tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut
mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengarahkan potensinya dalam
menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar