BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penilaian adalah merupakan hal yang
penting dilakukan di dalam setiap pembelajaran atau pendidikan. Penilaian,
evaluasi dan pengukuran adalah tiga istilah yang sering kita jumpai kaitannya
dengan pendidikan. Antara ketiga istilah ini, terkadang sulit untuk
membedakannya. Adakalanya penilaian digunakan pada saat yang seharusnya
pengukuran atau evaluasilah yang digunakan. Begitupun dengan yang sebaliknya.
Di dalam pendidikan terdapat tiga aspek
penilaian yang sering kita pergunakan yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotrik. Masing-masing memiliki intsrumen tersendiri. Dalam penilaian
pendidikan, mulai dari hal perencanaan pembelajaran, proses hingga hasil pembelajaran
harus dilakukan penilaian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian yang
telah didapatkan, apakah sesuai dengan indikator keberhasilan ataukah masih
perlu dilakukan perbaikan. Proses ini merupakan tahapan lebih lanjut dari
penilaian yaitu evaluasi.
Terdapat beberapa bagian dalam
penilaian. Ada penilaian kinerja, penilaian proses, dan penilaian portofolio.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dalam makalah ini akan dibahas tentang
penilaian portofolio. Mungkin jenis penilaian ini masih dikenal asing, oleh
karena itu, penulis akan mengangkat tema tersebut. Penilaian dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana yang dinilai itu memenuhi target yang akan dicapai.
Dalam Suharsimi (2013) misalnya, membagi gungsi penilaian ke dalam beberapa
jenis. Ada penilaian berfungsi selektif, diagnostik , penempatan, dan pengukur
keberhasilan.
Dalam melakukan penilaian, tentunya
memiliki kaedah tersendiri serta menyesuaikan terhadap yang dinilai, olehnya
itu terdapat beberapa jenis penilaian. Termasuk di dalmnya akan dibahas pada
makalah ini adalah tentang penilaian
portofolio dan proyek.
B. Rumusan
Masalah Penulisan Makalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan penilaian portofolio dan proyek?
2. Apakah
ciri-ciri dari penilaian portofolio dan proyek?
3. Apa
saja kelebihan dan kelemahan penilaian portofolio dan proyek?
4. Bagaimanakah
cara penilaian portofolio dan proyek?
5. Bagaimanakah
penerapan penilaian portofolio dan proyek?
C.
Tujan
Penulisan Makalah
1. Untuk
mengetahui secara mendalam tentang penilaian portofolio dan proyek.
2. Untuk
mengidentifikasi ciri-ciri penilaian portofolio dan proyean proyek.k.
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan penilaian portofolio dan proyek.
4. Untuk
memahami cara penilaian portofolio dan proyek.
5. Untuk
memahami cara penerapan penilaian portofolio dan proyek.
D.
Manfaat
Penulisan Makalah
1. Memahami
konsep penilaian portofolio dan proyek.
2. Mampu
Mengidentifikasi macam-macam penilaian portofolio dan proyek.
3. Mampu
memahami kelemahan dan kelebihan penilaian portofolio dan proyek.
4. Mampu
menganalisis aplikasi penilaian portofolio dan proyek.
5. Mampu
mengevaluasi implementasi peniolaian portofolio dan proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Portofolio dan
Proyek
1. Penilaian Portofolio
Penilaian
portofolio merupakan gabungan dari kata penting, yaitu penilaian dan
portofolio. Penilaian dapat berarti. Penilaian dapat berarti proses mencari
informasi secara terencana dan sistematis untuk mengambil keputusan terhadap
objek atau subjek interes. Sementara itu, portofolio dapat diartikan sebagai
tas , amplop besar atau folder untuk menyimpan surat-surat atau dokumen penting
berupa informasi penguat atau bukti fisik sesorang terkait dengajn tugas pokok
dan fungsinya. Dari penjelasan itu, dari dua gabungan kata ini, dapat
dijelaskan bahwa penilaian portofolio merupakan proses menilai, dimana seorang
asesor atau lebih memberikan skor yang telah ditentukan terhadap seseorang atau
subjek guna memperoleh suatu keputusan , termasuk misalnya lulus atau tidaknya
dalam suatu pencapaian (Sukaridi, 2014).
Sedangkan menurut Collins dalam Mansyur dkk. (2009) mendfenisikan portofolio
sebagai wadah yang berisi sejumlah bukti yang dikumpulkan untuk tujuan
tertentu.
2.
Penilaian
Proyek
Proyek adalah rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dan
saat penyelesaian yang tegas. Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa penyelidikan terhadap sesuatu yang mencakup perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data
(PERMENDIKNAS No. 104 Tahun 2013).
Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui: pemahaman
siswa dalam bidang tertentu, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan
tertentu melalui suatu penyelidikan, kemampuan siswa memberi informasi tentang
sesuatu yang menjadi hasil penyelidikannya.
Penilaian hasil karya dalam proyek dilakukan dari proses
perencanaan, proses pengerjaan tugas
sampai hasil akhir proyek. Oleh karena itu perlu ditetapkan hal-halatau aspek
yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data
dan penyiapan laporan tertulis.
Instrumen penilaian proyek dapat terdiri dari lembar pengamatan (observasi)
dengan daftar cek (check list) dan
skala rentang (rating scale).
Kegiatan siswa yang termasuk proyek antara lain: penelitian sederhana tentang
air di rumah, perkembangan harga sembako dalam suatu periode tertentu. Dalam
matematika kegiatan siswa Kelas VII yang termasuk proyek antara lain penelitian sederhana yang terkait dengan
pengolahan dan penyajian data, penelitian sederhana tentang perdagangan barang
di pasar terkait dengan aritmetika sosial.
Sedangkan menurut keputusan menteri (Kepmen) No.53/4/2001 tentang
Pedoman Penyusunan Standart Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan
Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN), penilaian proyek work
mempunyai pengertian:
a.
Akumulasi tugas yang mencakup beberapa kompetensi dan harus diselesaikan oleh
peserta diklat (pada semester akhir).
b.
Suatu model pembelajaran yang di adopsi untuk mengukur dan menilai ketercapaian
kompetensi secara kumulatif.
c.
Merupakan suatu model penilaian diharapkan untuk menuju profesionalisme.
d.
Lingkup kegiatan: dilakukan dari membuat proposal, persiapan, pelaksanaan
(proses) sampai dengan kegiatan kulminasi (penyajian, pengujian, dan pameran)
B.
Ciri-Ciri
Penilaian Portofolio dan Proyek
Pada
intinya penilaian portofolio dan proyek kurang lebih sama dengan jenis penilaian
lainnya. Yaitu saling melakukan proses assesmen (penilaian). Namun secara lebih
khusus penilaian portofolio dan proyek memiliki ciri khas tersendiri. Berikut ini
adalah ciri khas dari penilaian portofoili:
1. Menggunakan
amplop , tas atau folder sebagai tempat menyimpan dokumen penting sesorang yang
ingin dinilai.
2. Dokumen
penting yang dimaksud misalnya surat keputusan, jurnal atau publikasi ilmiah,
surat keterangan atau sertifikat bahwa yang bersangkutan telah mengerjakan
sesuatu selama waktu yang telah ditentukan.
3. Menggunakan
penilaian persepsi diri sendiri, yaitu yang bersangkutan menilai atau
melaporkan diri sendiri tentang tidakan, prestasi atau tindak produktif penting
yang didukung dengan bukti fisik yang relevan.
4. Mengguanakan
penilaian bertingkat guna menempatkan bobot penilaian yang lebih objektif
terhadp siswa, guru atau dosen pengusul
5. Menggunakan
penilaian bertingkat misalnya pada penilaian dosen, penilaian di tingkat
universitas untuk dosen universitas negeri dan kopertis wilayah untuk dosen
universitas swasta , dan penilaian di pusat kementerian pendidikan dan
kebudayaan Jakarta.
6. Dapat
beradaptasi dengan mendia teknologi infoemasi, misalnya internet.
Selain penilaian portofolio, penilaian
proyek juga memiliki ciri –cirinya tersendiri. Adapun cirinya dapat kita lihat
berikut ini:
1. Generability
Generalibity artinya apakah project work peserta didik dalam melaksanakan tugas yang diberikan
tersebut sudah memadai untuk digenaralisasikan kepada tugas-tugas lain? Dalam
hal ini , semakin tugas-tugas tersebut dapat dibandingkan dengan tugas yang
lainnya , maka kualitas tugas tersebut semakin baik . Asumsinya tugas tersebut
juga berbobot sabagimana bentuk- bentuk tugas yang lain.
2. Autencity
Authenticity artinya apakah
tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya
dalam praktek kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika siswa mendapat
materi tentang shalat jama’ dan qashar terkadang mereka sudah faham dengan materi
yang disampaikan, namun untuk mempraktikkannya sulit. Untuk itulah perlu adanya
praktik secara langsung dengan dibimbing oleh guru agama karena dalam
kehidupannya sehari-hari siswa sering menghadapi kondisi seperti itu. Mungkin
mereka mengetahui dan memahami tentang apa itu shalat jama’ dan qashar tetapi
terkadang mereka belum bisa mempraktikkannya dengan baik dan benar sesuai
dengan tuntunan syari’at.
3.
Multiple foci
Multiple foci artinya apakah
tugas yang diberikan kepada peserta didik sudah mengukur lebih dari satu
kemampuan yang diinginkan. Bisa jadi seorang siswa mempunyai kemampuan yang
baik dalam menghafal dan menganalisa suatu materi, namun lemah dalam
prakteknya. Untuk itu guru bisa melengkapi kekurangannya dari aspek
psikomotorik tersebut dengan melihat kemampuan kognitifnya.
4.
Teachability
Teachability artinya tugas yang diberikan
merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di
kelas. Jadi tugas yang diberikan dalam project work atau penilaian
proyek adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang diajarkan guru di dalam
kelas.
5.
Fairness
Fairness artinya apakah
tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta didik. Jadi tugas-tugas
tersebut harus sudah dipikirkan, apakah semua siswa mengerjakan tugas tersebut
atau tidak dengan pertimbangan bahwa kemampuan setiap siswa pasti berbeda dan
beragam. Terkadang dalam suatu kelompok tugas tersebut tergolong mudah,
terkadang ada yang menganggapnya sulit bahkan kadang ada yang merasa tidak
mampu. Untuk itu guru harus bisa mengukur sejauh mana kemampuan siswanya secara
rata-rata.
6. Feasibility
Feasibility artinya
tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian proyek memang relevan untuk dapat
dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu
ataupun peralatannya. Setiap sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda baik
sumber daya manusia maupun perlengkapan sarana prasarananya.
7.
Scorability
Scorability dalam
sebuah penilaian adalah hal yang paling mendasar karena untuk mengetahui valid
tidaknya sebuah penilaian. Artinya apakah tugas yang diberikan nanti dapat di
skor dengan akurat dan reliable sehingga hasil yang diperolehnya juga valid.
Dalam penilaian proyek, seorang guru harus teliti dalam hal penskorannya karena
memang salah satu yang sensitif dari penilaian proyek adalah penskoran.
C.
Kelebihan
dan kelemahan Penilaian Portofolio Proyek
Penilaian portofolio memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya sebagai berikut:
1. Penilaian
dilakukan lebih dari satu kali dan dilakukan oleh assesor yang berbeda sehingga
dimungkinkan hasilnya menjadi lebih baik dan tepat.
2. Penilaian
portofolio dapat diadaptasikan dengan pengguanaan teknologi informasi termasuk
melalui media internet.
3. Pengusul
atau yang berkepentingan bisa mengajukan keberatan ketika hasil penilaian tidak
sesuai dengan hasil yang diharapkan.
4. Pengusul
atau pihak yang berkepentingan dapat melengkapi isian borang dengan dokumen
atau bukti fisik yang relevan .
5. Pengusul
atau yang berkepentingan tidak harus bertemu langsung dengan asesor atau para
penilai.
Selain kelebihan yang pastinya setiap
penilaian memiliki kekurangan, begitu juga dengan penilaian portofolio. Berikut
ini kelemahan yang ada pada penilaian portofolio:
1. Pihak
yang bersangkutan tidak secara jujur memberikan informasi yang benar.
Ketidakbenaran ini muncul ketika dalam evaluasi diri tentang apa yang telah
pengusul lakukan dalam beberapa waktu tertentu.
2. Pihak
yang bersangkutan memberikan informasi terbatas dan tidak komprehensif.
3. Penilaian
dilakukan hanya dari satu aspek ,misalnya atasan langsung seperti kepala
sekolah langsung memberikan persetujuan.
4. Bukti
fisik tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya sertifikat ada, padahal dia tidak
melakukan atau mengikuti kegiatan tersebut.
Selain penilaian portofoilio, pada
penilaian proyek juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya
antara lain sebagai berikut :
1. Project work merupakan
bagian internal dari proses pembelajaran terstandar, bermuatan pedagogis dan
bermakna bagi peserta didik.
2. Memberikan
peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi yang dikuasainya
secara utuh.
3. Lebih
efisien dan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis.
4. Menghasilkan
nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan (Haryati, 2007).
Selanjutnya adalah kekurangan pada
penilaian proyek. Di dalam penilaian proyek setidaknya ada beberapa kekurangannya.
Berikut ini adalah kekurangan-kekurangan tersebut.
1. Kurikulum
yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horisontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Pemilihan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber
belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan sehari-hari.
3. Bahan
pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas. (http://titinizah.blogspot.com/2013/05/kekurangan-dan-evaluasi.html?m=1,diakses
pada tanggal 7 April 2015)
D.
Cara
Penilaian Portofolio dan Proyek
Dalam penilaian portofolio dikenal
adanya penilaian bertingkat , yaitu pemeriksaan borang isian persyaratan dan
bukti kelengkapan pendukung usulan yang dilakukakan dua penilai atau lebih.
Sebagai contoh pada usulan kenaikan pangkat atau jabatan tim penilai yang dimaksud adalah tim penilai yang
ditunjuk oleh perguruan tinggi dimana pengusul berada dan tim penilai yang
berasal dari pusat. Usulan yang lengkap dan dinyatakan lolos kemudian dikirim
ke Jakarta untuk dinilai kembali oleh para asesor pusat. Penilai sertifikasi
dosen adalah para profesor yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk memeriksa
kelengkapan usulan dan menilai semua dokumen dari dosen pengusul. Usulan dosen
biasanya dinilai oleh dua orang guru besar yang memiliki bidang keahlian sama atau
serumpun.’ Hasil penilaian final kemudian melalui perguruan tinggi penilai
dikirim ke Jakarta atau Dikti untuk mendapatkan hasil akhir sertifikat
pendidikan. Sedangkan pada penilaian proyek, metode yang biasa digunakan adalah
metode judgement. Dalam penilaian
ini, kita dapat melakukan proses penilaian secara holistic maupun analitik pada
proses maupun produknya. Secara holistic, nilai tunggal mencerminkan kesan
umum, sedangkan secara analitik, nilai diberikan pada beberapa aspek.
E.
Penerapan
Penilaian Portofolio dan Proyek
1.
Penilaian
Portofolio
Dalam penerpannya, penilaian portofolio
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan (Sukardi, 2014). Berikut ini
penjelasan lebih lanjutnya :
a. Penerapan
pada Siswa
Penilaian portofolio pada siswa bisa
dilakukan untuk kegiatan yang telah direncanakan di kelas, bengkel maupun
laboratorium. Peran guru dalam proses
belajar sangatlah sentral. Guru bidang studi atau praktek perlu
menjabarkan mata pelajaran ke dalam kompetensi dalam satu semester atau
kuartal. Di setiap kompetensi guru melakukan penilaian. Hasil penilaian
diadministrasi dan didokumentasikan dalam sebuah folder siswa. Pada akhir
semester atau kuartal, guru menghitung nilai rerata sebagai nilai akhir setelah
ia mengumpulkan baik pada setiap kompetensi, pertengahan semester maupun nilai
akhir semester sebagai nilai akhir pencapaian hasil belajar.
b. Penerapan
pada Sertifikasi
Penerapannya dapat dilakukan pada guru
dan dosen. Sertifikasi pada garis besarnya berkaitan dengan pernyataan formal
dari pemerintah tentang profesionalisme seorang guru dan dosen, yang di
dalamnya mencakup minimal empat komponen , yaitu kualifikasi akademik, unjuk
kerja , kompetensi dan kontribusi mereka di massyarakat.
Para dosesn yang memenuhi persyaratan
akan dikatakan lulus serta akan menerima sertifikat. Pendidik memperoleh
penghargaan berupa tunjangan sertifikasi dari pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Penerapan
pada Kenaikan Pengkat dan Jabatan
Penggunaan portofolio yang lain adalah
pada saat diajukannya usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen yang telah
memenuhi persyaratan dapat mengajukan jabatan dan pangkat ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Pembinaan dan Pengembangan . Tenaga
Kependiikan (P2TK) melakukakan penilaian usulan Kenaikan Pangkat dan Jabatan
dosen menurut pedoman PAK (2009) dengan prinsip (a) adil, yaitu setiap dosen
pengusul memperoleh penilaian dan perlakuan sama ; (b) objektif, yaitu
penilaian memperhatikan bukti-bukti usulan sehingga bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya ; (c) akuntabel atau bisa dipertanggungjawabkan ; (d) transparan atau
penilaian dapat dimonitor dan dikomunikasikan untuk memperoleh hasil yang
efektif.
2.
Penilaian
Proyek
Pada penilaian proyek dikhusukan pada
siswa. Bentuk tugas-tugasnya biasanya lebih mencerminkan kemampuan yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam, maka penilaian proyek
berkaitan erat dengan materi-materi tentang ibadah dan pergaulan dengan
sesama yang tetera dalam Al Qur’an. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan
untuk membuat penilaian proyek yang baik adalah :
a.
Kemampuan pengolahan, kemampuan peserta
didik dalam mengolah topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data
serta penulisan laporan.
b.
Relevansi, kesesuaian mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tahapan pengetahuan dan keterampilan dalam
pembelajaran.
c.
Keaslian, proyek yang dilakukan dalam
peserta didik adalah hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusiguru
berupa petunjuk serta dukungan proyek pada peserta didik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang ada dalam makalah ini,
paling tidak ada beberapa poin penting yang dapat dipahami, bahkan dapat
diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Terkhusus untuk penilaian portofolio
dan proyek. Dari sajian makalah ini juga bisa membuat pembaca membedakan antara
penilaian portofolio dan proyek. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut dapat
penyusun bagi ke dalam beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut:
1. Penilaian
portofolio penilaian yang dilakukan oleh assesor terhadap tas, amplop maupun
folder yang berisi dokumen penting dari siswa, guru maupun dosen, sedangan penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu
yang diberikan kepada siswa.
2.
Penilaian portofolio bercirikan tas,
amplop, folder, dokumen penting, penilaian persepsi pribadi, penilaian
bertingkat dan adaptable, sedangkan
penilaian proyek ,Generability, Autencity, Muliple Foci, Teachability, Fairness, Feasibility
dan Scorability.
3. Penilaian
portofolio memiliki kelebihan berupa penilaian yang lebih dari sekali, adaptable, dapat dikomplain, dan tidak
dengan tatap muka, namun memiliki kelemahan berupa ketidakjujuran, keterbatasan
informasi, penilaian satu aspek dan sarat dengan manipulasi. Sedangan penilaian
proyek memiliki kelebihan berupa bermakna luas bagi siswa, peluang untuk tahu
lebih besar, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan, dan kekurangannya adalah
kurikulum tidak menunjang, fasilitas, sumber dan bahasn terbatas.
4. Teknik
penilaian pada portofolio bertingkat, artinya prosesnya berkesinambungan dari
lokal ke pusat, sedangkan proyek memakai metode judgement.
5. Penilaian
portofolio diberlakukan kepada siswa untuk kemampuan mengerjakan tugasnya, guru
dan dosen untuk sertifikasi dan kenaikan pangkat dan jabatan. Sedangkan pada
penilaian proyek hanya diterapkan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan
kompetensinya.
B.
Saran
Adapun saran yang bisa penyusun berikan
saran dari uraian makalah ini diantaranya.
1. Setiap
jenis penilaian pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan, olehnya itu
penting untuk dipahami hal itu. Dengan tujuan meminimalisir kelemahan-kelemahan
tersebut. Karena kelemahan yang terjadi kadang terjadi dari orang yang memang
terlibat di dalamnya, apakah dia assesor ataupun yang dinilai.
2. Kedua
adalah untuk guru yang kadang menjadi asesor kepada siswa. Hendaknya memahami
betul apa yang akan dinilai dan dengan instrumen apa akan menilai siswa.
3. Seorang
guru yang hendak menilai siswa (penilaian proyek) sebisa mungkin terlebih
dahulu menjelaskan apa-apa yang ingin dinilai dari siswa, supaya siswapun
dengan mudah memahami setiap kompetensi yang diberikan.
4. Untuk
pembaca, semoga yang positif dapat dipetik dan yang dianggap negatif bisa
diubah ke arah yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2013.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan :Edisi 2.
Jakarta : Bumi Aksara.
Haryati, 2007. Model dan Teknik Penguasaan pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press.)
Mansyur dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran di Sekolah. Jogyakarta : Multi Presindo.
Kepmen No.53/4/2001.
Sukardi.2014.Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta : Bumi Aksara.
(http://titinizah.blogspot.com/2013/05/kekurangan-dan
evaluasi.html?m=1,diakses pada tanggal 7 April 2015)
Permendiknas No. 103 Tahun 2013.
Makasih ini sangat bermanfaat, terutama bagi sekolah yang mau akreditasi. Kebetulan sekolah saya mau akreditasi.
BalasHapus