Salah
satu model evaluasi yang menyerupai proses pengadilan atau proses yudisial
adalah Model Evaluasi Adversari atau model evaluasi judisial (judisial
evaluation Model). Wolf mengemukakan suatu judical model sama dengan suatu
proses pengadilan dengan menggunakan juri lengkap dengan jaksa, pembela, dan
hakim. Wolf berpendapat cara yang terbaik untuk menjaring dan menilai data
secara objektif adalah melalui testimoni seperti yang terjadi di pengadilan. Ia
berpendapat bahwa prosedur pengadilan dapat diterapkan dalam mengevaluasi kebijakan
pendidikan.
Tujuan
utama dari Model Evaluasi Adversari adalah untuk mengurangi potensi bias dengan
membentuk dua evaluator yang berbeda. Kedua evaluator tersebut adalah evaluator
Pro dan evaluator kontra-sepakat mengenai isu yang akan diselesaikan dan
menyiapkan pangkalan data umum mengenai isu tersebut kemudian melakukan
pngumpulan data khusus sesuai dengan tugas keduanya. Keduanya kemudian
menduskusikan data umum dan data khusus, terutama wawancara untuk mendukung
argumentasi mereka masing-masing.
Secara
umum model evaluasi adversari adalah:
a. Membentuk
dua atau tim evaluator yang independen. Para evaluator dikelompokkan menjadi
dau atau lebih Tim evaluator yang independen dan tidak saling memengaruhi satu
sama lain, kelompok pertama disebut kelompok pro dan kelompok yang kedua
disebut kelompok kontra. Jika diperlukan dibentuk kelompok ketiga, kelompok
evaluator netral.
b. Melakukan
evaluasi. Kedua kelompok melakukan evaluasi dari perspektif masing-masing
kelompok.
c. Merumuskan
hasil evaluasi. Kedua kelompok merumuskan hasil evaluasinya dari perspektifnya
masing-masing.
d. Dengar
pendapat. Kedua kelompok evaluator pro dan kontra melakukan dengar pendapat
dengan pengambilan keputusan mengenai hasil evaluasi masing-masing
e. Keputusan
mengenai program.
Model Evaluasi Adversari
memerlukan waktu dan biaya yang mahal karena dua proses evaluasi. Disamping
itu, jika kemampuan dan pengalaman kedua kelompok tidak sama, maka akan
dikuasai oleh kelompok yang lebih unggul. Untuk menghindari dominasi salah satu
kelompok pengambilan keputusan harus melakukan dialog dengan kedua kelompok
secara mendalam berdasarkan standar proses pengambilan keputusan dan melakukan
penilaian hasil evalauasi ke dua kelompok evaluator. Disamping kelemahan, Model
Evaluasi Adversari mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan model evaluasi
lainnya. Model evaluasi ini menyediakan berbagai alternatif dalam pengambilan
keputusan: alternatif perumusan masalah evaluasi, alternatif asumsi mengenai
hasil program, alternatif data yang dikumpulkan dalam evaluasi, dan alternatif
penilaian dan kesimpulan. Semua alternatif tersebut dievaluasi oleh pengambil
keputusan kemudian memilih salah satu alternatif yang terbaik. Dengan demikian,
keputusan mengenai program juga merupakan keputusan yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar